ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT KEDINDING SURABAYA

Choirul Anam, 202012131101, Analisis Manajemen Risiko Pada Pembiayaan
Murabahah Di BMT Kedinding Surabaya.
Sebagai lembaga keuangan syariah, kegiatan usaha BMT Kedinding Surabaya
adalah menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kembali dalam bentuk pinjaman. Dalam menyalurkan pembiayaan, pembiayaan yang
memiliki porsi terbanyak di BMT Kedinding Surabaya yaitu pembiayaan Murabahah.
Namun dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah tidak terlepas dari berbagai
risiko salah satunya adalah pembiayaan bermasalah, karena dapat mengakibatkan
menurunnya tingkat kesehatan likuiditas BMT dan tingat kepercayaan para debitur
kepada bank. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengkaji strategi manajemen
risiko pada pembiayaan Murabahah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan digunakan dalam penelitian ini
berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian
ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
penyajian data dan verifikasi atau kesimpulan. Adapun informan dalam penelitian ini
terdiri dari: informan kunci, informan utama dan informan pendukung. Untuk
menjamin keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik penjamin
keabsahan dengan triangulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan manajemen risiko Pembiayaan
Murabahah di BMT Kedinding Surabaya, dengan identifikasi risiko yaitu menganalisis
kelayakan calon nasabah menggunakan konsep 5C, pengukuran risiko, pemantauan
dan pengendalian risiko. Penilaian karakter nasabah yaitu dengan wawancara, yang
dilakukan ketika survey, melakukan BI checking, dan dengan cara melakukan
pengamatan sekilas. Sedangkan analisa nasabah BMT Kedinding Surabaya yang
diutamakan hanya 3C yaitu karakter, kemampuan dan kondisi ekonomi. Upaya
penanganan pembiayaan Murabahah bermasalah di BMT Kedinding Surabaya dengan
cara: 1) Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, 2) Penagihan secara
intensif, 3) Eksekusi jaminan, 4) Mediasi pengadilan, 5) Penjadwalan ulang, Perbaikan,
dan Penataan kembali.