KONSEP ALPHA WOMAN PERSPEKTIF MAHMUD YUNUS DALAM TAFSIR QURAN KARIM

Musyarrofah, 202012134102, Konsep Alpha Woman Perspektif Mahmud Yunus
dalam Tafsir Quran Karim. Skripsi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir,
Institut Al Fithrah Surabaya
Islam melalui risalah nabi Muhammad Saw hadir sebagai rahmat bagi semesta
alam, reformasi yang dibawanya secara khusus memberikan pembebasan bagi
perempuan, mengangkat mereka dari penindasan-penindasan yang dilakukan
tradisi sosial kepada mereka di era pra-islam.
Dewasa ini, agama mendapat tantangan baru. Agama, atau khususnya teks kitab
suci agama samawi kini dianggap sebagai biang masalah dan menjadi kambing
hitam atas problematika gender inqualitie (ketidakadilan jender). Problematika ini
menghadirkan satu pertanyaan besar bagi banyak kalangan, apakah ketidakadilan
jender berasal dari karakter agama tersebut atau berasal dari pemahaman,
penafsiran dan pemikiran keagamaan yang sarat akan tradisi dan kultur patriarki.
Skripsi ini berusaha melakukan pembacaan terhadap penafsiran ayat-ayat yang
menyatakan perempuan setara dengan laki-laki dan boleh memiliki sifat maskulin
(lagi dominan) atau yang belakangan populer dengan istilah alpha woman melalui
analisis ayat-ayat kepemimpinan dan dipotret dengan perspektif Mahmud Yunus
dalam karyanya Tafsir Quran Karim. Skripsi ini merumuskan dua pertanyaan
utama: 1) Bagaimana penafsiran Mahmud Yunus terhadap ayat-ayat alpha woman
dalam Tafsir Quran Karim, dan 2) Bagaimana implikasi dari penafsiran Mahmud
Yunus atas ayat-ayat alpha woman dalam Tafsir Quran Karim.
Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif, berdasarkan data-data kepustakaan
dengan fokus pada karya Mahmud Yunu Tafsir Quran Karim dengan menggunakan
metode deskriptif.
Skripsi ini menganalisi penafsiran Mahmud Yunus yang menyinggung kebolehan
perempuan menjadi pribadi yang dominan (alpha woman). Hasil penelitian ini
menemukan bahwa 1) QS. Al-Nisa>: 34 yang disinggung sebagai larangan
perempuan menjadi dominan dan menjadi pemimpin tidak bisa dipertahankan
karena konten ayat tersebut adalah berbicara soal relasi antara suami istri,
disebutkan juga bahwa al-Qur’an tidak ditemukan ayat yang benar-benar melarang
perempuan menjadi dominan, dan 2) ada implikasi bahwa al-Qur’an cenderung
mengusahakan tugas-tugas penting dalam masyarakat dikerjakan dengan cara
paling efisien, dalam semua situasi. Pun, memaksa berbagai masyarakat patriarkis
modern tunduk di hadapan pemimpin perempuan dan menormalisasi alpha woman
akan mengganggu kesejahteraan yang harmonis dalam masyarakat itu.