Etika Komunikasi Di Era Digital Perspektif Al-Qur’an: Studi Penafsiran Sufistik Ibnu ‘Aji>bah dalam al-Bah}r al-Madi>d

Abd Hamid Majid, NIM. 202012134097, Etika Komunikasi Di Era Digital Perspektif Al-Qur’an: Studi Penafsiran Sufistik Ibnu ‘Aji>bah dalam al-Bah}r al-Madi>d, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Al Fithrah Surabaya, Pembimbing: Dr. Kusroni, M.Th.I.
Di era modern saat ini, kemajuan teknologi semakin pesat, salah satunya ialah mengubah cara masyarakat berkomunikasi. Kemunculan media sosial telah membawa konsekuensi positif dan negatif bagi penggunanya. Sayangnya, seringkali masyarakat tidak bijaksana dalam menggunakan media sosial, bahkan terkadang menyalahgunakannya. Oleh karena itu, pemahaman sufistik tentang etika komunikasi menjadi sangat relevan saat ini, mengingat pentingnya norma-norma etis dalam lingkungan digital. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan etika komunikasi perspektif sufistik Ibnu ‘Aji>bah serta berupaya memberikan implikasi positif bagi masyarakat modern saat ini.
Skripsi ini merumuskan dua pertanyaan yaitu: 1) Bagaimana etika komunikasi dalam al-Qur’an perspektif sufistik Ibnu ‘Aji>bah?, 2) Apa implikasi dari perspektif sufistik tersebut bagi masyarakat modern yang lekat dengan digital?
Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan data kepustakaan yang dikumpulkan melalui metode mawd}u>’i> (tematik). Metode mawd}u>’i> yang digunakan merujuk pada Tema Ekstra Qur’anik yang telah dirumuskan oleh Must}afa> Muslim. Sumber utama yang digunakan dalam skripsi ini adalah kitab al-Bah}r al-Madi>d karya Ibnu ‘Aji>bah, yang didukung oleh sumber sekunder yang relevan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan untuk menguraikan dan menggambarkan pemikiran Ibnu ‘Aji>bah terkait etika komunikasi.
Skripsi ini menghasilkan beberapa temuan di antaranya: 1) Penafsiran sufistik Ibnu ‘Aji>bah tentang etika komunikasi yang tertuang dalam surah al-Hajj: 30, al-Nisa’: 63, dan al-Hujurat: 6 dan 11. Empat ayat tersebut melahirkan tiga klasifikasi, yakni: Komunikasi Destruktif (al-Hajj: 30) yang mengaitkan syukur dengan menghindari perilaku dusta, Komunikasi Konstruktif (al-Nisa’: 63) yang fokus pada adab dan kelembutan komunikasi dan Refleksi Komunikatif (al-Hujurat: 6 dan 11) yang menekankan pada kehati-hatian dan shuhu>d al-S{afa> (melihat segala hal dengan kemurnian). 2) Dari penafsiran sufistiknya menghasilkan implikasi secara teoretis dan praktis bagi masyarakat modern. Dengan memahami penafsiran sufistik ini, masyarakat akan lebih berhati-hati dan bijaksana dalam berkomunikasi, terutama dalam lingkungan digital seperti media sosial.