Amar Ma’ruf Nahi Munkar “Perspektif Ibnu ‘Ajibah dalam Tafsir al-Bahr al-Madid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid”.

Abdur Rohman, NIM. 202112134117, Amar Ma’ru>f Nahi Munkar “Perspektif Ibnu ‘Ajibah dalam Tafsi>r al-Bah}r al-Madi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Maji>d”.
Amar ma’ru>f nahi munkar adalah perintah bagi umat Islam untuk mengajak kebaikan dan mencegah kemunkaran. Meski perintah ini sudah familiar di masyarakat akan tetapi fenomena kemunkara masih banyak terjadi dikalangan masyarakat, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya tindakan ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak kemunkaran yang seharusnya dicegah justru dibiarkan. Skripsi ini berupaya memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya amar ma’ru>f nahi munkar, dan berupaya menjelaskan konsep amar ma’ru>f nahi munkar dalam Tafsi>r al-Bah}r al-Madi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Maji>d.
Skripsi ini merumuskan dua pertanyaan yaitu: 1) Bagaimana penafsiran Ibnu ‘Aji>bah terhadap ayat-ayat tentang amar ma’ru>f nahi munkar dalam perspektif sufistik Ibnu ‘Ajibah?. 2) Bagaimana konsep amar ma’ru>f nahi munkar menurut tafsir sufi Ibnu ‘Ajibah ?.
Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi kepustakaan (library research), pendekatan yang di pakai adalah metode maudu’i yang digagas oleh Mustofa Muslim, data dikumpulkan dari kitab tafsir al-Bah}r al-Madi>d fi> Tafsi>r al-Qur’a>n al-Maji>d karya Ibnu ‘Ajibah dan sumber-sumber relevan lainnya. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif untuk memaparkan dan menjelaskan pemikiran Ibnu ‘Ajibah terkait amar ma’ru>f nahi munkar
Skripsi ini menghasilkan beberapa temuan di antaranya: 1) penafsiran Ibnu ‘Ajibah dalam surah Ali-Imran ayat 104 yaitu amar ma’ru>f bisa wajib atau sunnah sedangkan nahi munkar itu wajib, surah at-Taubah ayat 104, menunjukkan bahwa orang yang melakuan amar ma’ru>f nahi munkar harus melalui perjalanan spritual dari awal hingga puncaknya, terakhir surah Luqman ayat 17, amar ma’ru>f nahi munkar adalah untuk menyempurnakan orang lain dalam hal ketakwaan. 2) Dari penafsirannya Ibnu ‘Ajibah juga menawarkan konsep amar ma’ru>f nahi munkar yaitu, amar ma'ru>f nahi munkar menurut Ibnu ‘Ajibah merupakan bagian dari perjalanan spiritual (suluk) seorang salik, yang terintegrasi antara syariat dan hakikat. Ia dilihat sebagai "tangga peningkatan spiritual" yang melibatkan taubat, pengamalan ibadah lahir dan batin, serta kesabaran dalam menghadapi cobaan. Amar ma'ru>f nahi munkar menjadi manifestasi dari "khilafah Ilahi di bumi," yang dilaksanakan dengan integritas hati dan bertujuan untuk membawa orang lain menuju peningkatan spiritual.