IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM MERDEKA DAN MUATAN LOKAL DI SMA WACHID HASYIM 1 SURABAYA

MOCH. ROBITUDDIN, 20211210489, Implementasi Manajemen Kurikulum Merdeka dan Muatan Lokal di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya.
Kurikulum Merdeka dan Muatan Lokal bertujuan menciptakan pembelajaran yang fleksibel, Menyenangkan, berpusat pada siswa. Namun, Adanya tantangan dari manajemen dan kurangnya pemahaman terkait sistem ini mempengaruhi implementasi di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap implementasi muatan lokal yang berhubungan dengan kurikulum merdeka di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya.
Penelitian ini merumuskan tiga pertanyaan yaitu: 1) Bagaimana Perencanaan Muatan Lokal di kelas 11. 6 SMA Wachid 1 Surabaya?, 2) Bagaimana Pelaksanaan Muatan Lokal di kelas 11. 6 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya?, 3) Bagaimana Evaluasi Muatan Lokal di kelas 11. 6 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya?.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data (Observasi, Wawancara dan Dokumentasi) dan analisis model Sugiono, meliputi reduksi data, penyajian, serta penarikan kesimpulan. dengan subjek penelitian meliputi kepala sekolah, waka kurikulum, wali kelas 11. 6 di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya.
Hasil penelitian ini adalah 1) Perencanaan Muatan Lokal di kelas 11. 6 SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya menunjukkan integrasi yang kuat dengan lima aspek utama kurikulum merdeka: filosofi, materi, manajemen pembelajaran, pelatihan guru, dan sistem pembelajaran. Sekolah menekankan pentingnya pembelajaran yang berlandaskan Profil Pelajar Pancasila, serta mengembangkan muatan lokal seperti ke-NU-an dan Bahasa Jawa. Metode pembelajaran yang digunakan mencakup ceramah, diskusi, dan project based learning, dengan dukungan pelatihan guru melalui workshop dan MGMP internal. 2) Pelaksanaan muatan lokal di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya berjalan sesuai dengan prinsip fleksibilitas dan inovasi. Sekolah tidak hanya mengandalkan perangkat ajar dari pemerintah, tetapi juga mengembangkan modul ajar mandiri dan RPP berdiferensiasi. Penyesuaian jam pelajaran dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antara teori dan praktik, sehingga pembelajaran menjadi lebih adaptif terhadap kebutuhan siswa. Berfokus pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, meskipun terdapat tantangan dalam penerapan metode baru dan wali kelas berperan penting dalam mengatasi kesulitan siswa yang mana sebagai koordinator dalam pelaksanaan P5. 3) Evaluasi Muatan Lokal di SMA Wachid Hasyim 1 Surabaya mencakup evaluasi formatif dan sumatif yang saling melengkapi. Evaluasi formatif dilakukan secara berkelanjutan melalui tes diagnostik, penilaian harian, dan observasi, sedangkan evaluasi sumatif dilaksanakan di akhir program pembelajaran. Dari hasil keseluruhan masih ada tantangan dalam implementasinya karena kurikulum merdeka masih cukup terbilang baru dan permasalahan alokasi waktu yang terdapat pada muatan lokal.

Kata Kunci: Manajemen, Kurikulum Merdeka, Muatan Lokal