Ababil, Ahmad Khoiril (2025) SIRRI BILANGAN DALAM ZIKIR MAKTUBAH PADA AMALIYAH TAREKAT AL-QADIRIYYAH WA ALNAQSHABANDIYYAH AL-UTHMANIYYAH. S1 thesis, Institut Al Fithrah (IAF) Surabaya.
![[thumbnail of ABSTRAK_202112137220.pdf]](https://erepository.alfithrah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
ABSTRAK_202112137220.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of HASIL PLAGIASI_202112137220.pdf]](https://erepository.alfithrah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
HASIL PLAGIASI_202112137220.pdf
Download (289kB)
![[thumbnail of Ahmad Khoiril Ababil_202112137220.pdf]](https://erepository.alfithrah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Ahmad Khoiril Ababil_202112137220.pdf
Download (2MB)
Abstract
Ahmad Khoiril Ababil, NIM. 202112137220, SirrI Bilangan dalam Zikir
Maktubah pada Amaliyah Tarekat al-Qadiriyyah wa al-Naqshabandiyyah al-Uthmaniyyah.
Fenomena pengamal praktik zikir maktubah dalam tarekat al-Qādiriyyah
wa al-Naqshabandiyyah al-Uthmāniyyah (TQN al-Uthmāniyyah) secara konsisten
menggunakan bilangan-bilangan tertentu dalam pelafalan zikir setiap waktunya.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar mengenai makna spiritual dan
esoteris di balik jumlah bilangan tersebut, serta bagaimana fungsinya dalam
proses penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs) dan pembentukan kesadaran tauhid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna simbolik bilangan dalam zikir
maktubah dan dampaknya terhadap perjalanan ruhani seorang salik menuju proses
sidq al-tawajjuh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (library
research) dengan pendekatan filosofis-historis terhadap praktik zikir amaliah
TQN Al-Uthmāniyyah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan dalam zikir
TQN Al-Uthmāniyyah setelah melaksanakan sholat maktubah, seperti 165 kali
"Lā ilāha illallāh", 1000 kali "Allāh Allāh", dan zikir "Huwa Huwa" bukan
sekadar perintah teknis, tetapi sarat makna metafisik yang merepresentasikan
renungan kesadaran seorang hamba. Penyebutan angka 65 dikaitkan dengan usia
dominan umat Rasulullah SAW (sekitar 63–65 tahun), sedangkan angka 100
mencerminkan perjalanan kehidupan manusia secara umum. Jika diruntut dengan
ungkapan Rasulullah bahwa paling sedikitnya zikir sebanyak 700 kali dalam
sehari. Maka penyebutan angka 165 jika dikalikan 5 dan dibaca setiap amaliah
maktubah, maka jumlahnya menjadi 825 dan termasuk itba sesuai dengan anjuran
Rasulullah. Pengulangan ini bukan semata untuk hitungan matematis, tetapi untuk
membangun ritme ruhani yang membawa pelaku zikir dari keadaan lalai menuju
kesadaran seorang hamba (ḥaqq al-waqt dan ḥaqq fī al-waqt).
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa makna esoteris zikir maktubah
dalam TQN al-uthmaniyah tidak hanya bersifat teknis, melainkan simbol spiritual
yang merefleksikan perjalanan ruhani umat Nabi Muhammad SAW dalam
mengikuti Rasulullah. Dengan demikian, praktik zikir ini berfungsi sebagai
riyadhah ruhani yang menumbuhkan ketenangan jiwa, kedekatan dengan Allah,
serta memperkuat identitas kolektif tarekat di tengah arus modernitas.
Kata Kunci: Sirri Bilangan; Zikir Maktubah; Amaliyah TQN Al-Uthmaniyyah.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Contributors: | Contribution Name NIDN/NIY Email Thesis advisor Wahyudi, Chafid 2121037601 hafiz_why@yahoo.co.id |
Uncontrolled Keywords: | Sirri Bilangan; Zikir Maktubah; Amaliyah TQN Al-Uthmaniyah. |
Subjects: | A Subyek Kampus Al Fithrah > Adab B Kajian Filsafat, Psikologi, dan Kepercayaan Keagamaan > B Filsafat (Umum) B Kajian Filsafat, Psikologi, dan Kepercayaan Keagamaan > BL Agama (Umum) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Dakwah > Ilmu Tasawuf |
Depositing User: | Ahmad Khoiril Ababil |
Date Deposited: | 03 Oct 2025 08:19 |
Last Modified: | 03 Oct 2025 08:19 |
URI: | https://erepository.alfithrah.ac.id/id/eprint/183 |