MANAJEMEN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA SPUBLIKASI HUMAS DI PONDOK PESANTREN ASSALAFI AL FITHRAH SURABAYA

Sofi Maulana, NIM. 202012120441, Manajemen Media Sosial Sebagai Media Publikasi Humas di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya.
Manajemen media sosial sebagai publikasi humas merupakan praktik strategis yang memanfaatkan platform media sosial untuk membangun, memelihara, dan meningkatkan citra serta komunikasi antara organisasi dan publiknya. Dalam pengelolaan media sosial lembaga dibutuhkan manajemen yang baik agar sebuah organisasi dapat mencapai tujuan publikasi yang telah ditentukan. Penelitian ini berupaya mengupas tentang manajemen media sosial sebagai media publikasi yang ada di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, penelitian ini hanya akan berfokus pada platform media instagram dan juga website.
Penelitian ini merumuskan dua pertanyaan yaitu, 1) Bagaimana manajemen media sosial sebagai media publikasi humas di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya? 2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen media sosial sebagai media publikasi humas di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya?.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif ini menjelaskan atau menggambarkan yang terjadi secara nyata pada saat penelitian. Penelitian ini mengumpulkan data menggunakan tiga cara yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa 1) Tim media Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya menggunakan media sosial Instagram, Facebook, Twitter, dan website sebagai media publikasi humas. 2) Manajemen media sosial sebagai media publikasi humas di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya kurang berjalan dengan optimal, karena penyajian konten lebih berfokus pada dakwah, sementara publikasi kegiatan dan informasi humas lebih minim. Hal ini disebabkan karena tidak terlibatnya peran PJ. Humas dalam manajemen media sosial. Adapun manajemen media sosial pondok pesantren yang dilakukan yaitu, perencanaan dengan melakukan pemetaan konten, dan pengembangan SDM, pengorganisasian menunjuk asatidz yang dijadikan pengelola media sosial, pelaksanaan dilakukan dengan pembuatan konten pengelolaan unggahan konten dan pengarsipan konten sesuai dengan jenis konten dan waktu pembuatan konten, pengawasan dilakukan oleh pihak kesekretariatan dengan melihat dan menganalisis konten-konten media sosial, kemudian evaluasi dilakukan dua kali yaitu secara internal dengan menganalisis insight media sosial dan evaluasi bersama atasan untuk melaporkan kegiatan dan kendala yang dihadapi. 3) Faktor pendukung manajemen media sosial sebagai media publikasi humas yaitu SDM yang selalu meningkatkan kompetensi sehingga selalu bisa mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu SDM yang bekerja secara mandiri, waktu pembuatan konten yang kurang, konten kegiatan lembaga yang minim, tidak adanya peran humas dalam pembuatan konten, tidak ada jadwal posting, anggaran yang terbatas, dan SDA yang digunakan kurang mumpuni sehingga pelaksanaan yang dilakukan kurang optimal.

Kata Kunci: Manajemen, Media Sosial, Publikasi humas.